Selamat datang di situs blog saya,
Sebagai warga Epistoholik Indonesia.
Nama saya,
Soeroto, kelahiran tahun 1948, pensiunan guru dan tinggal di Kajen, Pekalongan.
Dengan tidak mengurangi rasa hormat, saya sampaikan salut atas ide Anda. Saya juga senang membaca untuk mengisi waktu luang. Yang saya baca pertama adalah (kolom) Surat Pembaca. Saya adalah pembeli setia Suara Merdeka.
Saya pendaftar I untuk bergabung pada Epistoholik Indonesia. Saya sering menulis di kolom Surat Pembaca di Harian Suara Merdeka.
Yang saya ingat berjudul : (1) Hiburan Para Manula, (2) Studi Banding Atau Pelesir, dan (3) Mobil/Motor Plat Hitam Kena Uji KIR, tetapi pemuatannya tidak saya kliping sehingga tidak dapat saya kirimkan untuk bahan Anda.
Usulan saya untuk Epistoholik Indonesia, yaitu (1) diadakan jumpa kontak, pembaca pada kolom Surat Pembaca, dan (2) menyampaikan informasi pada sesama anggota lewat surat pembaca/individu.
Pekalongan, 3/11/2003
Soeroto
--------------------
DPR MENANTI UANG THR
Dikirimkan Tanggal 3/11/2003 ke Harian Suara Merdeka
Aduh rasanya nikmat bagi honor studi banding, lelang mobil dem-deman. Ini tunggu uang THR. Sungguh nikmat enaknya. Tidak ingat akan ada banjir, gedung SD pada ambruk, pokoknya masa bodoh.
Ini bulan Ramadhan, bulan untuk mawas diri, apakah saya sudah pantas mewakili rakyat, mari sama-sama berpuasa menahan nafsu segalanya. Rakyat mengencangkan ikat pinggang, malah bapak melepas ikat pinggang. Rakyat kekurangan, bapak kekenyangan.
Ironisnya ada beberapa anggota DPR, dari partai yang menamakan reformasi ; dulu ogah-ogahan diajak KKN, dulu vokal, sekarang anteng. Karena sudah merasakan enaknya jadi wakil rakyat, entah rakyat yang mana. Mudah-mudahan surat ini dibaca bapak-bapak yang katanya wakil rakyat.
Nyuwun ngapunten nggih Pak !
SOEROTO (Pekalongan).
-----------------
MOBIL/MOTOR PLAT HITAM KENA UJI KIR
Sudah dimuat di Harian Suara Merdeka, tanpa data tanggal.
Mudah-mudahan tulisan saya ini dibaca Bapak-bapak Pemerintah dan anggota Dewan Yang Mulia, sehingga menjadi bahan renungan.
Uji kir plat hitam roda empat tidak ada masalah, tapi untuk roda dua, jangan. Karena roda dua itu kendaraan rakyat kecil, yang sehari-hari untuk kebutuhan, antar sekolah, belanja, kondangan, ngojek kerja dan sebagainya.
Rakyat kecil sudah menderita dengan seabreg kenaikan. Kalau memang tetap ngotot, tidak bisa ditawar, alasan untuk menggenjot PAD (Pendapatan Asli Daerah), jangan kepalang tanggung. Di rumah rakyat masih banyak barang yang dikenakan pajak. Di dalam rumah masih ada TV, radio, lemari, meja, kursi, rak, piring, ember. Kenai pajak semua, jadi Pendapatan Asli Daerah melampaui target.
Apa bapak-bapak tidak tahu. Sekali-kali turba, pak, biar tahu keadaan di pedesaan.
Ayo dong, Bapak-bapak DPR Wakil Rakyat, perjuangkan rakyat kecil.
Wah, koyo ngene payahe dadi wong cilik.
Ketigo Ora Adus.
Rendeng Kebanjiran.
Kawula Alit,
SOEROTO (Pekalongan).
--------------------------